Di Balik Sebuah Komitmen

Ku sadari betapa luasnya jagat raya . Apa kau tau? seluas itulah alasan beberapa untaian kalimat sebuah komitmen yg ku buat . Kala mentari tersenyum malu seakan seperti memberikan sebuah isyarat kepadaku.
Aku lelah jika harus begini trs. Terus terusan melukai seseorang yg mungkin pernah menyukai ku. Tapi apalah daya? Aku tak mungkin meruntuhkan tembok komitmen yg telah ku buat.

Hati ku menangis, menjerit, dan merintih dengan ilusi sebuah penyesalan. Penyesalan karena aku telah membuat semua orang terluka karena komitmen yg telah ku buat.
Aku merasa seakan akan aku adalah manusia yg paling jahat yg berada dimuka bumi ini.

Aku tak pernah bermaksud untuk menyeret mereka semua masuk di dalam kehidupanku. Dari awal aku sudah benar2 mengelak.
Aku tak ingin menjadi bahan pujian diantara manusia2 kejam.
Aku bukan barang yg seenaknya bisa dipilih. Harga diriku takan mungkin bsa disamakan dgn apapun

rasanya aku ingin membenturkan kepalaku dgn sebuah batako besar agar aku bisa hilang ingatan ,sekejap pun tak mengapa.

Sebuah ilusional yg terus terusan membuat batinku tersiksa. Lantunan rintihan hati seakan menjadi sebuah bumerang bagi diriku sendiri

hey ketahuilah aku ini hanya manusia yg memiliki bnyak kekurangan, aku tak sempurna karena kesempurnaan itu hanya milik-Nya.
Hatiku teriris perih saat mendengarkan cibiran yg dilontarkan oleh manusia manusia kejam seperti mereka. Apa aku salah jika aku ingin menjadi seseorang yg lebih baik?

Rasa sayang itu tidak akan pernah bisa dipaksa, semakin kau memaksanya semakin tidak akan ada kemungkinan untuk kau mendapatkannya. Seseorang yg kita sayang itu ibarat sebuah layangan. Jika sudah ptus akan sulit sekali untuk merebutnya kembali. Maka dari itu jgn pernah menyia nyiakan seseorang yg pernah syng kepadamu.
Percayalah, jika kamu telah membuat sebuah komitmen hdupmu akan lebih terarah walaupun dibalik sebuah komitmen yg kamu buat harus ada sebuah tetesan air mata 

Sumber : Sasa Avisha