Ketika Semua Rasa Menjadi Satu

Ketika terabaikan aku hanya bisa berdiam diri. Aku tak tau langkah apa yang harus ku ambil .
Ketika dikhianati aku pun hanya berdiam diri. Karena aku tak tau apa yang harus ku lakukan. Ketika aku terluka aku pun hanya bisa berdiam diri. Karena aku tak tau keputusan apa yang harus ku tempuh "lanjut atau berakhir"

kehadirannya benar2 merubah dirimu. Dia telah benar2 merubah dirimu. Aku sampai tak mengenali dirimu. Hey kemana kamu yang dulu? Aku kangen.. Kangen kamu yang dulu!
Dia begitu polos tetapi dibalik kepolosannya tersimpan keahlian bakat terpendam untuk merebut kebahagiaan ku. Dan dibalik kepolosannya lah dia berhasil dengan sukses untuk membuat hatiku tersayat sayat hingga tercabik cabik.

Hebat..hebat! Dia begitu hebat dalam bermain peran. Aku merasa diriku sangat bodoh, kenapa aku terlalu percaya kepada dia. Dan pada akhirnya aku dikhianati oleh dia . Aku bangga pada dia . Dia begitu mendalami dalam bermain peran, dia sangat hebat.. Hebat sekali!

Menjauhlah.. Lebih baik kau dan dia menjauh dari kehidupanku. Aku sudah lelah, cape dan tak kuat jika harus menghadapi permasalahan yang sama untuk kesekian kalinya. Silahkan jika kau bahagianya, aku disini ikut mendukung mu.

Bodoh.. Untuk apa aku masih berada didekatnya jika hal itu hanya membuatku hatiku semakin terluka. Lebih baik aku menjauh dari nya.

Aku benar2 tak sanggup jika harus dekat dirinya lagi. Jangankan dekat, untuk melihat wajahnya pun aku tak sanggup. Karena setiap ku memandang wajah kau dan dia seketika itu pula aku terbesit semua kebohongan yg telah kau dan dia perbuat. Apa kau tau keadaan ku saat itu bagaimana? Sakit..sakittt, bagaikan ada seorang petinju yang memukuli hatiku . Sesakit itulah rasa sakit ku
sudahlah aku tak menyalahkan kau dan dia. Karena menyukai seseorang itu merupakan hak asasi manusia. Tapi asal kau ber 2 tau aku hanya ingin berkata "terimakasih karena kau ber 2 telah sukses membuat goresan luka baru di hatiku"


Sumber : Sasa Avisha 

Komentar

Postingan Populer